Sabtu, 22 Juli 2017

KISAH MAMA AHMAD AL-SYATHIBI GENTUR (ULAMA WARA DARI TANAH PASUNDAN ) 2

Kelanjutan postingan https://catatan-elhaqir.blogspot.co.id/2017/07/kisah-mama-ahmad-syatibi-gentur-ulama_22.html?m=1

Nama kecil Mama ahmad al- syatibi
alq-ontury ( mama gentur ) adalah
Agus, setelah pulang dari Mekah
namanya diganti menjadi
Dagustani. Namun, nama
masyhurnya sekarang yaitu Al-
alim Al-alamah Syeikh Ahmad As-
Syatibi atau Mama Gentur kata
orang sunda yang jadi anak
muridnya. Diantara murid-murid beliau
adalah :
- Mama Eyang Cijerah
( K.H.Muhammad Syafi`i bin K.H.
Muhammad Amin )
- Abah Anom Suryalaya
- Mama K.H. R. Sudja'i (Mama'
Sindangsari)
- Mama K.H. Syarifuddin Ponpes
Fathul Huda cipaku darajat garut
- Mama K.H. Emed Cimasuk garut
bin K.H. Muhammad Rusdi haur
kuning
- Dan lain-lain..
Kabar dari KH. Emed cimasuk
garut bin KH. Ajengan
Muhammad Rusdi Haurkuning,
mengisahkan
"Dulu mama ahmad al-syatibi alqotunry ( mama gentur ) ketika sangat
mengiginginkan mempupunyai ilmu yang
Banyak mama merasa kebingungan untuk
memilih guru ngaji , maka Akhirnya beliau
berangkat ziarah kubur ke maqom karomah wali
luar batang Jakarta.
Disitu beliau membaca shalawat
Nariyah 4444 kali dan tamat
sebanyak 44 kali dalam waktu
delapan bulan. Kemudian,
setelah itu beliau ( mama gentur ) bermimpi bertemu
dengan al-habib husen Luar Batang ( shahibul karomah luar batang ). Dalam mipi tersebut al-habib luar batang
berkata kepada beliau: "jikalau kamu
benar-benar menginginkan ilmu
yang banyak, maka segeralah pergi ke
daerah Garut".Semenjak kejadian itu kemudian
Beliau ( mama gentur ) berangkat ke
pesantren Keresek. Sesampainya di pondok pesantren keresek beliau bertemu mama ajengan keresek kemudian mama ajengan keresek berkata kepadanya :"jikalau Ananda mengiginkan ilmu yang banyak maka besok
mama antar ke paman mama
yaitu pangersa ajengan
Muhammad Adzro'i di Bojong
sebab pada waktu sekarang ini
para sepuh yang mempunyai ilmu
yang banyak di tiap kabupaten
juga kebanyakan adalah yang
nyantri kepada paman mama
yaitu Syeikh
Muhammad Adzro'i Bojong
Garut. Kemudia Mama Gentur menginap
semalaman di Keresek, keesokan harinya
Beliau diantarkan ke
pasantren Bojong.
Diceritakan waktu pertama
masuk ke pasantren bojong, Mama ahmad al-syathibi alqotury di minta untuk bersumapah bahwa iya tidak belajar dan
tidak mempunyai ilmu sihir.
Kemudian beliau melaksanakan
sumpah tersebut dan itulah tanda bahwa iya tidak memiliki
ilmu sihir. Kemudian barulah
beliau diterima sebagai murid di
pesantren bojong.
* Tingkah laku Mama ahmad al-syathibi al-qontury ketika waktu nyantri

Mama Ahmad al-syatiby al-qontury adalah termasuk santri yang rajin dan memelihara diri dari perbuatan yang tidak baik bahkan beliau tidak pernah senang-senang dengan makanan yang mewah sehingga waktunya tidak ada yang ia sia-siakan Makanan yang biasa beliau
makan selama ketika nyantri cukup dengan talas yang
dicuilkan kedalam sambel roay . Oleh karena itulah Mama Ahmad al-syatibi al-qontury di kenal sebagai orang yang wara ( apik ) sehingga beliau mampu menjadi ulama besar di kemudian hari.

*Tingkah laku Mama ahmad al-syathibi al-qontury ketika mempelaji dan memaham kitab

Ketika mendapati masalah dalam kitab
yang sulit ia pahami, maka beliau
mebiasaka menghadiahi mualifnya
( pengarang kitab) terlebih dahulu beliau suka membacakan surat alfatihah, menyodaqohkan makanan' membaca aurod ( wirid-wirid ) dan mebaca
shalawat yang mana pahalanya beliau ishalkan kepada mualif tersebut. Dengan sebab kebiasaannya itu Mama gentur menjadi santri yang pandai sehingga
Hanya dalam waktu 40 hari
mondok di Bojong beliau sudah
hafal kitab nazom yaqulu-kailani-
amriti-alfiyah- samarqondy dan
jauhar maknun. Ini adalah prestasi yang luar biasa yang tidak di miliki orang lain karena di zaman sekarang ini untuk mengafal kitab Nadjhom alfiyah karangan Imam Ibnu Malik paling sedikitnya di butuhkan waktu 6 bulan.

*Keunggulan
pesantren Bojong ( Garut )

Pada saat itu pondok pesantren bojong adalah tempat belajar yang memadai di bidang ilmu agama, pondok pesantren tersebu berhasil mendidik santrinya hingga menjadi ulama besar. Para santri yang belajar di
pesantren tersebut jika sudah
belajar selama dua tahun
biasanya akan jadi al-alim al-
alamah ( ulama yang banyak ilmunya )
Mama Gentur menetap di
pesantren Bojong hanya selama
satu tahun hingga akhir bulan
Sya'ban, karena di perintah oleh gurunya ( Syeikh Adzro'i ) untuk menemani Kiyai Rusdi belajar pondok pesantren Gudang Tasikmalaya yang di asuh oleh K.H. Ahmad Syuja'i Gudang
tasik
malaya Rhm ( Mama gudang )
Kiyai Rusdi merupakan santri
Bojong yang merupakn senior Mama Gentur yang lebih dulu belajar di pondok sebelum Mama gentur menjadi santri di pondok tersebut. ketika mama gentur
mulai mondok di pesantren
Bojong di pondok tersebut kiyai
Muhammad Rusdi sudah
menetap selama 3 tahun. Keungulan K. Muhamad rusdi di antara yang lainnya adalah
ketika K. Rusdi modok di bojong genap 2
tahun di perintah oleh Syeikh Adzro'i untuk mengajarkan ilmu di kampung halamanya ( mukim ) namun ayahnya belum mengizinkan di karenakan usianya masih muda. Ketika itu Mama Gentur genap 1 tahun mondok di
Bojong sedangkan ajengan
Muhammad Rusdi genap empat
tahun, jadi selisih waktu antara Mama gentur dan Ajengan Muhamad rusdi ketika mondok sekitar 3 th. Ketika itulah Ajengan M. Rusdi di perintah oleh gurunya belajar ngaji kepada Mama Syuja'i Gudang Tasikmalaya dan Mama
Gentur di perintahkan untuk menemaninya.
Mama Gentur menceritakan bahwa Mama
Gudang jika sedang mengajar
di hadapan Kiyai Rusdi dagu dan
badan beliau bergetar
dikarenakan sungkan akan
ilmunya Kyai Rusdi. Bahkan,
Mama Gudang berkata kepada
Mama Gentur "Katakan kepada Ki
Rusdi segeralah bermukim..
Bukankah Kang Adzro'i pun
sudah menyuruhnya dan sudah
ada dalam ridho guru" .Namun,
tetap saja ayahnya belum juga
menyetujuinya.
Kemudian Kiyai Rusdi setelah
mondok di Gudang selanjutnya
pindah lagi ke Kiyai Muhammad
Shoheh Bunikasih Cianjur, yang
disebut Ba'dul Ikhwan oleh Syeih
Ibrahim Bajuri dalam kitab Tijan.
Syeikh Shoheh dan Syeikh Adzro'i
adalah teman sepondok sewaktu
ngaji di Syeikh Ibrahim bajuri. Sementara Mama gentur terus menetap di Gudang hingga sembilan tahun lamanya.

* Tingkah laku Mama Ahmad al-syatibi al-qontury ketika nyantri di pondok pesantren gudang tasik malaya

Ketika nyantri di
Gudang, beliau pernah ziarah ke
makam kubur di Geger Manah.
Sebelum berangkat ziaroh beliau puasa terlebih dahulu
selama 40 hari barulah beliau
berangkat ziaroh ke Geger Manah
dan langsung mendatangi juru
kunci makam (kuncen). Beliau disambut di
rumah kuncen lalu oleh kuncen ditanya
perihal maksud dan tujuannya, maka Mama gentue menjawab bahwa tujuan beliau datang
yaitu hendak ziarah tabaruk di
makam keramat. Kemudian
diantarlah beliau menuju
makam keramat tersebut. Beliau ziaroh sendirian sampai malam hari dan sekitar jam 4 pagi barulah beliau
pulang dari makam dan kembali lagi
ke menemui sang kuncen, kemudian
kuncen tersebut menjamunya dengan
Bermacam-macam makanan, setelah Selesai
makan, beliau bertanya kepada
kuncen,"Mang, malem tadi ada
hujan kesini gak?" Jawab kuncen
"Ah, gak ada. Memangnya ada
apa Ajengan....? (Dengan raut wajah yang agak
keheranan. Lalu Mama Gentur menceritakan pengalamannya ketika ziaroh, ucapnya : "Waktu saya di makam
sedang ziarah tiba-tiba ada
hujan yang besar sekali, petir
menyambar-nyambar disertai
angin yang sangat kencang. Saya
melihat pohon kayu yang amat
besar merunduk-runduk ke
tanah seperti mau runtuh." Sang kuncen mendengarkan dengan seksama kemudian sang kuncen
Kuncen bertanya lagi : "Lalu apa
lagi yang terjadi ? "Jawab Mama Gentur , "Ah
rahasia, saya gak sanggup
menceritakannya." Dimalam itu
kata penduduk kampung ada
suara ayam berkokok yang
terdengar jelas oleh semuanya,
sedangkan di kampung tersebut
tidak ada yang punya ayam yang
suaranya seperti itu. Semuanya
kaget akan suara ayam tersebut,
kemudian diselidiki darimana
sumbernya suara. Ternyata yakin
bahwa suara ayam tersebut
berasal dari atas pasir, tempat
makam yang diziarahi oleh
Pangersa Mama Gentur.
Kata Mama Gentur, "

* Mama gentur berngkat belajar ke Mekah al-mukaromah
Setelah 9
tahun di Gudang kemudian
Mama gentur berangkat ke Mekah ngaji
Kepada Syeikh Hasbullah. Ketika
ngaji di Syeikh Hasbullah banyak
yang menyepelekannya. Suatu
hari, Syeikh Hasbullah berkata
kepada murid-muridnya" Besok hari
Rabu kita akan mulai ngaji kitab
tuhfah Muhtaj, tapi sebelumya
kalian muthala'ah terlebihdahulu kitabnya, kemudian
Hasil muthala'ahnya tuliskan dalam
buku masing-masing. Besok
semua harus hadir dan bawalah
hasil tulisan tersebut.
Keesokan harinya Syeikh Hasbullah
memeriksa buku murid-
muridnya. Ketika melihat buku
tulisan Mama, Syeikh Hasbullah
tertegun, kemudian buku Mama
dipisahkan, kemudian
melanjutkan pemeriksaannya.
Setelah selesai, Syeikh Hasbullah
berkata, "Ngaji Tuhfah batal
sebab gak pantas Syatibi ngaji kepada
saya, seharusnya sayalah
yang ngaji kepada Syatibi. Masalah
yang belum sampai saya
muthala'ah, dalam buku Syatibi
sudah ada. Saya gak sanggup
mentaswirkan kitab dihadapan
Syathibi. Maka ketika itu para santri keheranan dan semuanya
meminta untuk diteruskan, begitupun dengan Mama gentur beliau memohon supaya
diteruskan biarpun dibaca hanya
lafadzna saja, karena terus di desak maka Syeikh
Hasbullah akhirnya bersedia mengajarnya walaupun
cuma lafadznya saja sampai tamat kitab.
Kata Mama Gentur, "Ilmu yang
dipakai muthala'ah kitab tuhfah
tersebut adalah sebagian ilmu
yang diterima dari Syaikhuna
Bojong".
Waktu di Mekah, Mama Gentur
suka shalat didepan baitullah,
para askar sudah mengenalnya dan suka
memberi isyarat kepada jamaah
yang lain agar menghormati
beliau sambil berkata,
"Hadza ulamaul jawa ( ini adalah ulama dari tanah jawa )".
Setelah sekian lama di Mekah,
kemudian beliau berangkat ke
Mesir dengan maksud untuk
melanjutkan thalab ilmunya.
Namun, ulama Mesir sama
berkata, "Sudah tidak ada guru
buat Ahmad Syatibi". Hanya ada
satu ulama ahli qiro'at Qur'an
yang berasal dari Indonesia juga
yang bermukim di Mekah, yaitu
dari pulau Bawean. Selanjutnya
mereka saling mengajar satu sama lain Mama
Gentur ngajar ilmu Mantiq,
ulama Bawean ngajar ilmu
qiro'at.
Setelah 3 tahun Mama Gentur mukim di
Mekah selama , Syeikh Shoheh Bunikasih
Cianjur mengutus seseorang untu menemui Mama gentur beliau menitip Amanat kepada Mama gentut ucapnya "Katakan
kepada Syatibi segeralah pulang
kemudian mukim di Cianjur,
sebab di daerah pasundan
sudah tidak ada lagi yang kuat
untuk jadi pemimpin dan
tauladan dari pengamalan ilmu
yang sebenarnya.
Kemudian Mama Gentur pulang
ke Cianjur melanjutkan ngaji ke
Syeikh Shoheh Bunikasih
kemudian mukim di Gentur.

*Tingkah laku mama gentur sebelum mukim dan ketika mukim

Sebelum mukim, beliau
membaca shalawat nariyah
terlebih dahulu sebanyak 4444
kali dengan maksud supaya
mukimnya ditambah-tambah
ilmu dan tambah-tambah
manfaatnya.
Cara Mama Gentur dalam
menyebarkan ilmunya yaitu
beliau tidak pernah mengajarkan
suatu ilmu kepada murid-
muridnya kecuali telah ia
Sendirilah yang mengamalkan terlebih dahulu. Beliau
mengijazahkan shalawat untuk
umum sesudah diamalkan
terlebih dahulu selama 40 tahun.
Beliau pernah diminta ngaji kitab
Tuhfah Muhtaj, sebelum mengajar
beliau puasa terlebih dahulu selama 40
hari.
Jika makan, beliau cukup
dimangkok dengan garam. Beliau
tidak pernah makan maknan yang mewah dan enak.
Suatu ketika, beliau
diundang makan-makan oleh Om
Muharam. Ia adalah seorang
saudagar kaya raya di Cianjur.
Segala makanan dan minuman
disediakan. Namun, yang
dimakan beliau cuma sedikit nasi
yang dicuilkan ke garam saja.
Begitulah menu beliau makan
selamanya. Cuma pernah
sesekali makan agak beda,
termasuk mewah menurut beliau
yaitu waktu makan dengan pepes
burayak (ikan kecil) hasil ternak
beliau, sebab pekerjaan beliau selain mendidik santri yaitu
ternak ikan hingga jadi
burayak.
Di ceritakan suatu ketika Mama
Gentur nernak ikan di
kolam, Ketika sudah mrnjadijadi
burayak, tidak biasanya waktu itu
bibit telur mulus
semuanya. Mengetahui hasil ternaknya mulus dan bagus maka Mama
memanggil pekerjanya yang
bernama Ki Yusuf. Kata beliau,
"Suf, coba kesini bawa cangkul!"
Ki Yusuf menjawab, "Ada apa,
Kang?" Kata Mama Gentur,
"Tolong kaamu lubangi pinggir kolam ini,
kemudian buanglah sebagian
airnya!" Ki Yusuf heran, "Kalau
begitu bukankah burayaknya
pasti pada kabur, Kang?"Jawab ki Yusuf kemudian mama berkata Kata
Mama Gentur, "ya,,, saya sengaja biar
pada kabur ikan-ikannya
takutnya ini istidraj ( sungkunan ) saya merasa saya ini belum bisa ibadah". Setelah
terbuang sebagian air dan ikan-
ikannya, barulah Ki Yusuf
disuruh menutup kembali lubang
air tadi.
Suatu hari, ketika Mama Gentur
sedang mengajar para santrinya
dan khalayak yang biasa ngaji
rutinan, datanglah utusan dari
pemerintah kolonial Belanda.
Beliau diminta hadir dalam
diskusi program perpolitikan
Belanda. Mama genturpun
menyempatkan diri dulu
menghadiri undangan tersebut
tanpa didampingi seorangpun.
Tidak lama, Mamapun sudah
hadir kembali ke madrasah dan
melanjutkan kembali
pengajarannya. Para santri yang
sudah menunggu-nunggu ingin
tahu tentang pembicaraan yang
didiskusikan oleh kaum Belanda,
tapi Mama Gentur tak
membahasnya sedikitpun. Inilah
ciri Mama Gentur tidak ikut-
ikutan dalam soal politik, hingga
beliau mendapat penghargaan
keamanan tanda bulan-bintang
tiga dari Wihalminak, yaitu
Gubernur Hindia Belanda.
Dizaman pemerintahan Jepang,
Mama Gentur mendapat hadiah
dari Kaisar Tenoheka
dikarenakan ideologinya yang
murni hanya mengamalkan
ajaran agama, tanpa ada maksud
menyampuradukan politik dengan
agama.

* Karya Mama gentur

Semasa hidupnya beliau
mengarang bermacam-macam kitab , kiab karangannya
kurang lebih sekitar 80 kitab
berbahasa Arab dan Sunda.
Diantaranya adalah Sirojulmunir
dan Tahdidul Ainain dalam ilmu
fikih, Al-mukadimah
Samarkandiyah, Al-fathiyah,
Dahlaniyah dalam ilmu bayan,
Nadzom Addudiyah dalam ilmu
munadzoroh, dan lain-lain.
Sebagian karangannya dalam
ilmu bayan ada yang menyebar
sampai tanah arab. Para ulama
Mesir banyak yang membaca
hasil karya beliau dan
memujinya seraya berkata,
"Ternyata di tanah Jawa ada juga
ulama yang luas ilmunya".
Mama Gentur wafat pada hari
Rabu, 14 Jumadil Akhir 1365 H,
bertepatan dengan tanggal 15
Mei 1946 M.

Itulah kisah sosok ulama yang karismatik dari tanah pasundan semoga beliau selalu mendapatkan rahmat allah swt amin ya rabbal alamin.

Nara Sumber :
Yang Roja' Rohmat Alloh
KANG H. MUMAMMAD ABY
SUFYAN

Artikel ini di copas dari http://enhacy.blogspot.co.id/2016/11/biografi-mama-ahmad-syathibi-gentur.html?m=1 dan dari sirohparaguru.blogspot.co.id/2012/05/riwayat-hidup-mama-ahmad-syathiby.html?m=1 KUMPULAN CATATANKU hanya mengedit sebagian kata-katanya semoga artikel ini bermafaat dan menambah pengetahuan amin!!!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tidak ada komentar:

Berita populer

Cara membuat akun bbm via opera mini

Hallo sobat bloger, udah lama ga posting artikel, alakadar berbagi pengalaman aja, dalam postinagan ini saya akan share tata cara daftatar a...